JAKARTA - Banyak negara-negara yang menyukai studi
budaya dan karya sastra Indonesia. Maka, tak heran jika banyak turis
yang berkunjung ke Indonesia untuk mengapresiasinya.
Tidak hanya
itu, banyak juga negara yang membuka les bahasa Indonesia hingga
memiliki mata kuliah bahasa Indonesia di kampusnya. Sehingga, orang
asing juga sampai rela kuliah di Indonesia saking mencintai budayanya.
Tapi,
akhir-akhir ini studi budaya dan karya sastra Indonesia tersingkir di
luar negeri, akibatnya budaya dan bahasa Indonesia menjadi kurang
diminati.
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Guru Besar
(gubes) Universitas Hamburg Jerman Prof. Dr. Jan Van Der Putten dalam
seminar yang bertajuk “Tersingkirnya Studi Budaya dan Karya Sastra
Indonesia di Luar Negeri” di Universitas Negeri Medan (Unimed). Putten
mengatakan, studi budaya dan karya sastra Indonesia semakin tersingkir,
karena sudah kurang diminati.
Fakta yang diungkapkan oleh Putten
itu tak pelak menghentakkan benak ratusan peserta seminar yang dihadiri
budayawan, sastrawan, dan mahasiswa Unimed dan mahasiswa beberapa
perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di
Sumatera Utara. Oleh karena itu, menurut Putten, Indonesia perlu
meningkatkan citranya di luar negeri.
"Dengan pencitraan itu,
diyakini minat pihak asing mengkaji budaya dan karya sastra asli
Indonesia akan semakin bertambah, karena saya paham Indonesia itu kaya
budaya dan bahasa," ujar Putten, seperti dilansir laman Unimed, Kamis
(11/9/2014).
Bahkan bila perlu, Putten melanjutkan, Indonesia
mesti memahami minat, bahasa dan budaya khalayak luar negeri. Salah
satunya dengan mengembangkan studi luar negeri di Indonesia.
"Selain itu, Indonesia sejak sekarang sudah perlu menerjemahkan karya-karya sastranya ke dalam bahasa asing," ucapnya.
Seminar
yang terlaksana atas kerjasama lembaga percetakan Unimed Press, program
studi (prodi) Sastra dan Kebudayaan Austronesia Universitas Hamburg
Jerman dan prodi Antropologi Sosial Pascasarjana Unimed ini turut
dihadiri oleh Rektor Unimed Prof. Dr. Ibnu Hajar, Pembantu Rektor I
Prof. Dr. Khairil Ansari, dan Kepala Unimed Press sekaligus Sejarawan
Dr. Phil. Ichwan Azhari.
Rektor Unimed, Prof. Dr. Ibnu Hajar
mengajak mahasiswa Unimed untuk melanjutkan studi di luar negeri guna
meningkatkan mutu manusia Indonesia yang siap berkompetisi di level
internasional.
"Kita sebagai anak bangsa dan generasi muda
penerus bangsa Indonesia harus meningkatkan lagi kepedulian kita
terhadap budaya Indonesia dan bahasa dan sastra Indonesia, karena
sesungguhnya itu merupakan kekayaan bangsa kita yang harus kita jaga dan
lestarikan," ungkap Prof. Ibnu.
Selain itu, Kepala Unimed Press
sekaligus Sejarawan Dr. Ichwan juga mendorong penulis-penulis Indonesia
terkhusus para dosen Unimed untuk mau menulis buku-buku yang terkait
dengan kajian budaya dan bahasa sastra Indonesia, serta mau
menerjemahkan literatur-literatur berbahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia, dan berpartisipasi dalam pameran buku internasional di
Frankfurt, Jerman 2015.
"Dengan mengikuti pameran ini,
setidaknya karya penulis Indonesia bisa menjajal sastra dunia dan
meningkatkan citra Indonesia di luar negeri," tutur Dr. Ichwan.
Kemudian,
Pembantu Rektor I Prof. Dr. Khairil Ansari mengungkapkan, adanya
kehancuran berbagai budaya di berbagai belahan dunia menjadi cermin
untuk menjaga budaya Indonesia.
"Budaya itu seperti DNA, ketika dia hilang maka hilanglah jati diri kita," imbuhnya.
(fsl) (rhs)
Sumber:
http://kampus.okezone.com/read/2014/09/11/373/1037810/sastra-indonesia-di-luar-negeri-kurang-diminati