Hari demi hari berganti, minggu demi minggu pun terlewati,bulan demi
bulan kita lalui, tidak lama lagi kitapun akan melewati pergantian
tahun. Sesaat lagi kita akan memasuki tahun baru 1 Muharram 1437 H.
Sadarkah kita bahwa ketika tahun berganti itu artinya usia kita telah
bertambah dan disaat itu semakin banyak hal yang akan kita pertanggung
jawabkan di hadapan Alloh SWT. Kita punya segunung amanat yang kita
pikul di pundak kita. Amanat sebagai orang tua, amanat sebagai anak,
amanat sebagai Ustadz, amanat sebagai pejabat, amanat sebagai orang
kaya, dan masih banyak lagi status dan gelar yang kita sandang yang
semua itu sebenarnya adalah amanat.
Akhir tahun adalah saat saat yang seharusnya dihadapi dengan sebuah
evaluasi, introspeksi dan sadar diri akan masa-masa yang telah lalu.
Perubahan apa yang kita alami selama ini? Semakin baikkah kita atau
semakin kita terpuruk dan lupa diri? Apakah kita semakin kenal kepada
Allah dan Rosul-Nya? Atau semakin terpedaya kita dengan hawa nafsu kita?
Betapa banyak kita telah lewati umur untuk hal hal yang tidak berguna.
Alangkah seringnya kita melanggar larangan Alloh dan Rosul-Nya.
Sadarkah kita yang telah butakan mata hati dari yang haq? Kita
tulikan telinga kita dari kebenaran, kita terpesona oleh tahta dan
harta. Kita jerumuskan putra putri kita pada sarana sarana kehancuran
dan kebobrokan moral dari media informasi dan hiburan yang tidak kita
kontrol. Dan masih banyak hal lagi dengan aneka ragam kesalahan yang
kita lakukan.
Awal tahun hendaknya dihadapi dengan sebuah harapan kepada Allah SWT.
Harapan yang terencanakan dan terarah. Ada tujuan yang harus dijelaskan
titik bidiknya, yaitu tahun yang akan datang harus lebih baik dari
tahun yang sekarang. Iman harus semakin bertambah, akhlaq semakin mulia,
sahabat dari orang-orang baik semakin banyak, hati bertambah lembut ,
jiwa semakin bersyukur dan tidak rakus dan hidup semakin mesra dengan
sesama dan semakin khusuk kepada Allah SWT.
Tahun baru Hijriah bukan sekedar pergantian tahun akan tetapi ada
makna yang terkandung di balik tahun baru hijriah. Tahun baru maknanya
kita menuju perubahan seperti hijrahnya Rosululloh SAW adalah menuju
sebuah perubahan. Dan tahun baru adalah iman karena kelalaian kita
kepada tahun baru hijriah menjadikan syi’ar hamba-hamba yang tidak
beriman marak terangkat dengan budaya tahun baru masehi yang diwarnai
dengan bermacam-macam kemaksiatan.
Mari kita kita cermati sinar keimanan dengan membaca wajah-wajah
kita di tahun baru Hijriyah. Lihatlah wajah-wajah itu disaat menyambut
tahun baru Hijriyah. Adakah wajah wajah itu adalah yang berbinar dan
berseri-seri dengan tahun baru Hijriyah? Tanda adanya sebuah jalinan
tersembunyi di dalam kalbunya dengan Rasulullah sang pelaku sejarah
hijrah? Tanda ada kebanggaan di dalam hatinya kepada Islam?
Sungguh yang amat kita khawatirkan adalah jika ternyata wajah kita
adalah wajah yang suram dengan tahun baru Hijriyah dan giliran
kedatangan tahun baru masehi ternyata wajah-wajah kita dan anak kita
adalah wajah yang berbangga akan kedatanganya, hingga kita rela
berkorban harta, waktu, dan tenaga hanya untuk menanti pukul 00.00 di
tahun baru masehi.
Pernahkah kita sadar dan berfikir disaat kita dan anak-anak kita
ikut-ikutan mengagungkan syi’arnya hamba yang tidak beriman? Relakah
kita saat merayakan tahun baru masehi tiba-tiba nyawa kita dan anak-anak
kita dicabut? Artinya mati di saat berbangga dengan budaya orang yang
tidak kenal Rasulullah SAW. Sungguh itulah kematian yang sia-sia, mati
dalam sejelek-jeleknya kematian, mati dengan su’ul khotimah.
Pergeseran nilai keimanan amatlah halus, tanpa disadari tiba-tiba
seseorang telah berada di luar wilayah iman. Mulai dari berbangga dengan
budaya dan tradisi orang-orang yang tidak beriman tiba-tiba suatu saat
pada akhirnya tanpa disadari sebuah hati telah mati kekagumanNya kepada
nilai-nilai Islam. Malu dengan semua yang berlabel Islam, merasa minder
dengan budaya Islam dan itulah tercabutnya Iman.
Dan di tahun ini, akankah kita biarkan diri kita dan anak-anak kita
hanyut dalam tradisi tahun baru masehi hingga pada akhirnya nanti
anak-anak kita akan hanyut dalam suasana bangga kepada selain Islam ?
Sungguh Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa “Siapapun yang
berbangga kepada selain Islam ia akan dibangkitkan nanti bersama yang
dibanggakan”.
Kita punya tahun baru yang perlu kita banggakan, tahun baru
hijriyah. Jadikanlah tahun baru hijriyah adalah tahun introspeksi, tahun
perubahan, tahun mengagungkan syi’ar Islam, tahun memupuk kebanggaan
dan kekaguman pada Islam, tahun memperbaharui jalinan dan cinta kita
kepada Rasulullah SAW. Dengan harapan kelak kita bisa dibangkitkan lalu
dikumpulkan di surga bersama Rasulullah SAW.
Inilah renungan singkat di tahun baru Hijriyah untuk menggapai hari
esok yang lebih bermakna, penuh dengan rahmat dan ridho Allah SWT.
Wallahu A’lam Bishshowab.